Hal 7 - Fadhillah Amal - KETABAHAN MENGHADAPI KESUSAHAN DAN COBAAN DEMI AGAMA
Menerima atau paling tidak berlaku sopan kepada tamu yang baru datang sebagaimana adat bangsa Arab yang terkenal dengan memuliakan tamu, bahkkan mereka tanpa basa-basi menyambut beliau dengan sikap dan akhlak yang sangat buruk. Bahkan mereka pun tidak rela Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di situ. Padahal, orang yang dianggap sebagai tokoh seharusnya berbicara dengan sopan dan berakhlak yang mulia.
Salah seorang diantara mereka berkata, “Oh, kamukah orang yang diutus oleh Allah sebagai Nabi?” yang kedua berkata, “Apakah Allah tidak menemukan selain kamu untuk diutus sebagai rasul?” yang ketiga berkata, “Aku tidak mau bicara dengan kamu. Sebab, jika kamu memang seorang Nabi seperti pengakuanmu, lalu aku menolakmu, tentu aku tidak lepas dari musibah. Jika kamu pembohong, maka aku tidak mau bicara dengan pembohong.” Akan tetapi, Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai hati yang begitu teguh laksana sebuah batu karang. Beliau tidak berputus asa dan terus berusaha untuk mendekati masyarakat umum, tetapi tidak seorang pun yang mau mendengarkan beliau. Jangankan menerima, bahkan mereka menghardik, “Tinggalkan segera kota kami! Pergilah kemana kamu suka!”
Ketika Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah tidak dapat mengharapkan mereka dan bersiap-siap untuk kembali, maka mereka menyuruh anak-anak Kota Thaif membuntuti Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka lalu mengganggu, mencaci, dan melempari Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan batu sehingga kedua sandal beliau berlumuran darah. Dalam keadaan seperti itulah Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam meninggalkan Thaif. Di tengah perjalanan, tatkala sudah merasa aman dari gangguan anak-anak nakal itu, beliau berdoa kepada Allah Subhaanahu wata’ala:
“Ya Allah, aku adukan kepada-Mu lemahnya kekuatan, habisnya upayaku, dan kehinaanku dalam pandangan manusia. Wahai Yang Maha Penyayang melebihi sekalian penyayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang tertindas. Dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapakah engkau serahkan diriku? Kepada orang asing yang akan memandangku dengan muka masam atau kepada musuh yang Engkau kuasakan kepadanya segala urusanku? Tiada keberatan
Kitab Fadhilah Amal – Syaikhul Hadits : Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a
Tim Penerjemah Masjid Jami’ Kebon Jeruk, Jakarta
Penerbit Ash-Shaff
Posting Komentar